Tak Terima Rumah Kepala Desanya Jelek, Warga Demo dan Robohkan Rumah Jaro Midun
KabarSalam - Jaro Midun, kaget bukan kepalang saat istrinya menelepon dan mengabarkan bahwa rumahnya dirobohkan warga. Jumat (6/7/2017), lelaki yang merupakan Kepala Desa (Kades) Cikahuripan, Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi itu menghadiri acara resepsi pernikahan warganya, saat kejadian tersebut.
Midun pun bergegas menuju rumahnya untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi. Sesampainya di halaman rumah, Kades Cikahuripan itu bingung seraya menghambur menemui kerumunan warga yang sedang membongkar kediamannya. Iapun menanyakan alasan warga mengapa mereka membongkar rumahnya.
Salah seorang warga, Ujang, pun menjelaskan jika inisiatif mereka merobohkan rumah Sang Kades, karena prihatin melihat kondisi rumah kediaman kepala desa yang sudah tidak layak huni. Ujang dan kawan kawan sengaja tidak memberitahukan niat mereka itu ke Jaro Midun.
“Kami mengumpulkan sejumlah waga dan diam-diam mendatangi rumah Midun. Tanpa banyak bicara, kami pun merobohkannya dan terus dilanjutkan untuk merenovasinya,” demikian Ujang memberikan keterangan.
Ujang menuturkan, awal keprihatinan warga muncul saat mereka bersilaturahim ke kediaman Kades, hari kedua lebaran lalu. Saat bersilaturahim itulah hujan deras turun dan warga pun menyaksikan rumah tersebut bocor disana-sini, nyaris di setiap sudut bagian rumah.
Saat beberapa warga mencoba membetulkan atap yang bocor, ternyata beberapa bagian kayu penopang atap sudah lapuk yang nyaris runtuh. Menurut Ujang, mereka dan kawan-kawan mengaku sedih dan terharu, kades yang banyak berjuang untuk menyejahterakan warganya, malah kediamannya sendiri nyaris roboh dan tidak layak huni.
Sudah ratusan rumah warga yang tidak layak huni yang direnovasi berkat upaya kades menggedor bantuan dari pemerintah pusat dan provinsi. Namun justru Ia tidak memedulikan kondisi rumahnya sendiri.
Tokoh Cisolok lainnya, Yedi, menuturkan jika kades merupakan orang yang sangat memedulikan kemajuan desanya serta kesejahteraan warganya. Sejak sebelum adanya dana desa dari pemerintah pusat, Midun sangat aktif mengajukan proposal pembangunan infrastruktur desa.
Yedi menyebut program irigasi desa, jalan desa, bedah rumah untuk warga miskin, serta memperjuangkan pelabuhan pendaratan ikan untuk kemudahan usaha nelayan di desanya. Sayangnya, perjuangan Midun membantu nelayan terbentur oleh kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti terkait moratorium pembangunan pelabuhan perikanan.
Saat ditanyakan tanggapannya terkait aksi warga merobohkan rumahnya, Midun mengaku hanya bisa pasrah karena saat dirinya datang, aksi itu sudah berlangsung. Ia mengaku terharu dan sangat menghargai upaya warganya yang bergotong-royong memperbaiki rumah kediamannya, termasuk urunan pendanaan. Kini sementara rumahnya belum selesai di renovasi, Midun sekeluargapun terpaksa menumpang di rumah tetangganya. (fb/kb)