Ini Akibatnya Kalau Anak Tidak Ikut Diasuh Ayahnya
Peran serta seorang ayah begitu penting dalam kehidupan anak. Selain menafkahi, seorang ayah
hendaknya bisa menyeimbangkan perannya dalam rumah tangga agar bisa menjadi panutan. Menyisihkan waktu untuk berinteraksi
dengan anak akan mempengaruhi mental anak ke arah positif.
Bagaimanapun keberadaan ayah tetap dibutuhkan dalam pengasuhan anak yang masih dalam tahap tumbuh kembang. Karena anak yang jarang melakukan interaksi dan jarang mendapatkan perhatian dari ayahnya akan mengalami berbagai masalah mental.
Masalah kesehatan mental yang timbul akibat tidak adanya campur tangan seorang ayah dalam mengasuh memiliki efek yang berbeda antara anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki yang jarang bergaul dengan ayahnya cenderung memiliki sifat egois lebih tinggi. Mereka menjadi agresif, nakal, susah diatur, dan bahkan rentan terjerumus pada penggunaan narkoba dan seks bebas pada masa remaja dan dewasanya kelak. Sementara efek bagi anak perempuan, mereka mudah depresi dan juga mudah terjerumus pada kehidupan seks bebas.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dra. Elly Risman Musa, Psi, psikolog dari Yayasan Kita dan Buah Hati. Elly juga menambahkan bahwa anak yang ayahnya aktif berinteraksi dan selalu memperlihatkan perhatian pada anaknya, si anak cenderung akan tumbuh menjadi dewasa yang supel, pengasih, memperoleh nilai akademik yang bagus, lebih mudah berinteraksi dengan orang lain.
“Setiap orangtua harus sadar akan pentingnya mengasuh anak secara bersama-sama, dual parenting atau co-parenting,” tambah Elly.
Kerjasama yang baik kedua orang tua dalam mengasuh anak akhirnya menjadi kewajiban yang harus terwujud dalam keseharian. Jangan sampai psikologi anak dikorbankan hanya karena sang ayah hanya mementingkan pekerjaannya, perlu menyiasati waktu untuk berinteraksi dengan anak yang lebih intens. Para ayah, mari asuh anak-anak kita dengan edukasi terbaik! (bd/kb)
Bagaimanapun keberadaan ayah tetap dibutuhkan dalam pengasuhan anak yang masih dalam tahap tumbuh kembang. Karena anak yang jarang melakukan interaksi dan jarang mendapatkan perhatian dari ayahnya akan mengalami berbagai masalah mental.
Masalah kesehatan mental yang timbul akibat tidak adanya campur tangan seorang ayah dalam mengasuh memiliki efek yang berbeda antara anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki yang jarang bergaul dengan ayahnya cenderung memiliki sifat egois lebih tinggi. Mereka menjadi agresif, nakal, susah diatur, dan bahkan rentan terjerumus pada penggunaan narkoba dan seks bebas pada masa remaja dan dewasanya kelak. Sementara efek bagi anak perempuan, mereka mudah depresi dan juga mudah terjerumus pada kehidupan seks bebas.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dra. Elly Risman Musa, Psi, psikolog dari Yayasan Kita dan Buah Hati. Elly juga menambahkan bahwa anak yang ayahnya aktif berinteraksi dan selalu memperlihatkan perhatian pada anaknya, si anak cenderung akan tumbuh menjadi dewasa yang supel, pengasih, memperoleh nilai akademik yang bagus, lebih mudah berinteraksi dengan orang lain.
“Setiap orangtua harus sadar akan pentingnya mengasuh anak secara bersama-sama, dual parenting atau co-parenting,” tambah Elly.
Kerjasama yang baik kedua orang tua dalam mengasuh anak akhirnya menjadi kewajiban yang harus terwujud dalam keseharian. Jangan sampai psikologi anak dikorbankan hanya karena sang ayah hanya mementingkan pekerjaannya, perlu menyiasati waktu untuk berinteraksi dengan anak yang lebih intens. Para ayah, mari asuh anak-anak kita dengan edukasi terbaik! (bd/kb)